Wednesday, August 20, 2014

Kehilangan Sikap Kritis


Euforia pemilu sudah lama lewat. Kita sudah masuk bulan Agustus di mana seharusnya gema pemilu mulai berkurang. Tapi ada satu hal yang harus disoroti karena rasa-rasanya ini bukan hal yang tidak penting.


Post kali ini akan merujuk kepada tulisan Bapak Muhamad Abdulkadir, dosen Kimia ITB. Beliau mengategorikan sumber berita menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya sila baca link di bawah.


https://www.facebook.com/notes/muhamad-abdulkadir-martoprawiro/lima-kategori-sumber-berita/10152312951977861


Kalau Anda baca lebih teliti ke setiap kata tanpa terlewat, sebenarnya asal-usul Pak Kaka (panggilan Pak Abdulkadir) menulis notes tsb karena ada rekannya sesama akademisi men-share berita yang tidak jelas sumbernya, siapa penulis, kredibel atau tidak penerbit tulisan yg di share bersangkutan, bahkan tidak jelas valid atau tidaknya.


Ini sangat disayangkan bahwa sepertinya kritis sudah hampir punah. Padahal harusnya kritis itu gampang lho, apa sih susahnya ngecek berita yang wow dengan googling dengan kata kunci yang sama, trus mencari apa dari sumber yang lain mengatakan demikian, sebelum share sesuatu yang bombastis (menyangkut fitnah, aib, keburukan) di media sosial?


Terlambat


Terlambat itu wajar sih. Jangan pernah takut telat. Pamannya Spiderman pernah berkata :

"With great power, comes great responsibilites."
Okay, gak nyambung.

Yang jelas ada pepatah cina kuno yg bilang "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali", atau dalam versi Inggrisnya yg sangat terkenal seantero galaksi "Better be late than never".


Dengan telat, berarti Anda masih memberikan kehadiran akan jiwa Anda. Dengan telat berarti masih ada respect, masih ada kepedulian, masih ada rasa ingin melengkapi, meskipun yang namanya telat ya tetep telat.


Tapi telat sama nggak telat itu sama aja. Waktunya aja yang beda. Kalau bisa telat, kenapa nggak? Ini juga berlaku untuk tunda-menunda urusan kerjaan. Kalau bisa ditunda, kenapa nggak? Kita hidup harus punya prinsip. Kalau prinsip kita hidup harus santai, ya santai aja, ga perlu terburu-buru kayak dikejar maling. Kalem lah, nikmati aja.


Juanda 484, Bdg

+858 mdpl
Ditemani segelas susu hangat

Wednesday, June 25, 2014

Badger


Badger



Tahun Pertama di STEI ITB


Hello, readers! Lama tak jumpa setelah pemilik blog ini absen setengah tahun di dunia maya.

Oke, untuk post pembuka setelah sekian lama nggak ngeblog, kali ini saya akan cerita soal pengalaman setahun kuliah di ITB.



Labtek kembar malem malem
Tahun pertama adalah tahun yang menarik rasanya karena pertama kali bisa merasakan hawa kota Bandung yang adem, sekitar 19 derajat Celcius di malem hari, bandingkan sama Surabaya yang rata-rata 27 derajat Celcius walau tengah malem. Karena perbedaan suhu rata-rata yang ekstrim tersebut, di awal menetap di Bandung saya bahkan tidur pake jaket dobel dua dan selimut, yang juga masih menggigil. Gila kan. Tapi santai, kondisi fisik biologis lama-kelamaan bakal adaptasi.